December 4, 2010

Shorter is Better, But Harder

Matematikawan sekaligus filosofis Prancis, Blaisce Pascal, pernah mengatakan:
I have made this letter longer than usual, only because I have not had time to make it shorter..
Yup, kadang membuat satu tulisan singkat namun mengena itu lebih susah ketimbang kita menguraikan dengan belasan paragraf penuh bumbu-bumbu kata pemanis. Lebih mudah membabi buta dalam menyajikan satu topik dari sudut pandang yang beragam daripada menuangkannya di hanya satu baris kalimat.

Padahal, kabarnya, sebagian besar para netter itu mengidap attentionitis. Eh, apaan?

Attention-it-is, adalah frasa yang menjelaskan fenomena kemalasan user tuk memindai satu halaman situs web. Satu kasus, bila kita mengakses satu file youtube, jika di 10 detik pertama tampilan videonya kurang greget kita cenderung tuk pindah ke file berikutnya. Setali tiga uang, membaca paragraf awal satu postingan blog yang membuat ill feel pun jadi alasan kuat tuk buru-buru mengklik tombol close.

Attentionitis, bisa jadi biang kerok kenapa slogan shorter is better - alias makin pendek makin baik - itu marak digembar-gemborkan oleh pengusung tips-tips blogging. Iya juga sih, toh logikanya, buat apa menebar ratusan kalimat bila masalah itu clear dengan hanya satu kalimat utuh yang jelas.  

Hmm, kalau itu menyangkut kontes SEO, saya angkat tangan deh :)

Yang jelas, memang sulit untuk to the point, atau memang kita yang demen banget berbasa-basi? :D

Pendapat sobat?